طبيب الطب النبوي Dokter Pengobatan Nabawi

Islam, Hukum, Sholat, Tatacara

APA DAN BAGAIMANA “TAUBAT NASHUHA” ITU ? Apa saja 8 Syarat Diterimanya Taubat dan Hukum Shalat Sunnah Taubat

with 5 comments


Taubat Nashuha

Tanya: Assalamu ‘alaikum wa rohmatullahi wa barokatuh. Apa dan bagaimana taubat nashuha itu? Apakah ada sholat taubat, sehingga dengannyalah kita bertaubat? Ataukah cukup dengan hasrat, do’a, dan usaha maksimal? Demikian ustadz. Jazakumullah khoiron katsiron. Wassalamu ‘alaikum wa rohmatullahi wa barokatuh. (Abu Mujahid)

Jawaban Al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf Al-Atsary

Wa ‘alaikum salam wa rohmatullahi wa barokatuh.

Pertama-tama perlu Saudara ketahui, bahwa taubat adalah satu amalan yang memiliki kedudukan tinggi, terminal bagi tiap mu’min di samping ia juga sebagai mabda segala urusan-urusannya, karena sesungguhnya esensi taubat ialah kembali kepada Allah dengan penuh komitmen untuk melakukan hal-hal yang dicintainya dan meninggalkan apa-apa yang dilarangnya. Dengan demikian taubat juga adalah esensi daripada dienul Islam itu sendiri, sehingga Allah menjadikan orang-orang yang senantiasa bertaubat sebagai kekasihNya. Allah berfirman,

إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS Al Baqoroh: 222).

Mengenai taubat nashuha, Allah subhanahu wa ta’ala telah menyinggunnya dalam Al Qur’an. Allah berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحاً عَسَى رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya (nashuha), mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai…” (QS At Tahrim: 8).

Telah diriwayatkan secara mauquf dari sahabat Umar ibnul Khattab, bahwa “taubat nashuha ialah bertaubat dari segala dosa kemudian tidak mengulanginya lagi.”

Al Imam Abul Fida Al Hafidz Ibnu Katsir berkata, “Oleh karena itu, para ulama berkata, ‘Taubat nashuha ialah melepaskan dosa-dosa yang tengah dilakukan dan menyesali atas dosa-dosa yang telah lewat serta bertekad kuat untuk tidak melakukannya di kemudian hari’.” (Tafsir Al Qur’anul Adzim: 4/409).

Kemudian taubat nashuha meliputi tiga perkara. Pertama: bertaubat dari seluruh dosa sehingga tidak ada satu dosa pun kecuali tercakup ke dalamnya. Kedua: memaksimalkan tekad kuat disertai dengan kejujuran sehingga tidak ada lagi keraguan, menyatukan keinginannya dan tekadnya untuk segera melakukannya (yakni taubat). Ketiga: membersihkan dari kotoran-kotoran dan penyakit-penyakit yang mempengaruhi keikhlasannya. (Untuk lebih luasnya silahkan Saudara lihat kitab Madarijus Salikin: 1/178).

Adapun sholat taubah, sebenarnya penamaan dan praktek sholat taubah secara khusus itu tidak ada. Tetapi jika saudara melakukan sholat nafilah / sunnah, seperti sholat malam atau yang lainnya, maka ini adalah amalan sholih yang akan mendatangkan kecintaannya Allah ‘azza wa jalla. Wal ‘ilmu ‘indallah.

Sumber :  Buletin Al Wala’ Wal Bara’ Edisi ke-21 Tahun ke-1 / 09 Mei 2003 M / 07 Rabi’ul Awwal 1424 H  URL :  http://fdawj.atspace.org/awwb/th1/21.htm#sub2

* * *

Written by أبو هـنـاء ألفردان |dr.Abu Hana

June 26, 2010 at 01:47

5 Responses

Subscribe to comments with RSS.

  1. Apakah taubatnya seorang pembunuh diterima..?pe zina diterima gak?

    Sepatu

    March 2, 2013 at 21:56

  2. bagaimana jika sudah solat taubat tapi melanggar dengan sengaja di kemudian hari ??
    mohon jawaban

    Nur

    August 28, 2012 at 20:37

    • kalau taubat melanggar dikemudian hari maka tidak diterima taubatnya boss, mungkin ini ya

      Sepatu Murah

      March 2, 2013 at 21:57

  3. saya mau bertanya….apa hukumnya orang yang sudah bertaubat,tapi mengulanginya lagi…tapi orang tersebut bertaubat lagi dan ini benar2 taubat terakhir….bagaimana hukumnya???????

    cahya cliquers

    January 30, 2011 at 17:06

  4. Ass wrwb. : ada seorang mukmin yg berjanji kpd tetangganya untuk mendukung dibangunnya musola di tempat tetangganya itu , lalu disebuah rapat desa tetangganya mengeluarkan usulan tersebut dan di terima sebagian yang lain memang di sebuah rapat tersebut mengatakan mendukung tapi seorang mukmin itu juga perbuatannya menyertai merampas / menjadi batu sandungan (dia memberikan wilayah tanahnya sbagai tempat dibangunnya musola) dan dia mendapat dukungan lebih banyak dan dibangunlah musola itu. lalu setelah berapa waktu orang mukmin itu meninggal dan sang tetangga beberapa tahun kmudian taubat.
    yang menjadi pertanyaaan : bagai mana tempat musola itu ? apakah masih dapat digunakan / dibonggkar disumbangkan / di alokasikan pd badan sosial atau bagai mana seharusnya menurut aturan islam yang paling benar? mohon disertakan dasar yang kuat. mohon maaf segala kekurangan dan bila terdapat kesalahan trimakasih. wassalamualaikum wrwb.

    @ Mohon maaf untuk pertanyaan ini silahkan ditanyakan kepada ustadz di :
    http://groups.yahoo.com/group/nashihah/
    http://al-atsariyyah.com/
    http://nasihatonline.wordpress.com/

    Andi kurniawan

    July 13, 2010 at 21:05


Leave a reply to Andi kurniawan Cancel reply