طبيب الطب النبوي Dokter Pengobatan Nabawi

Islam, Hukum, Sholat, Tatacara

Posts Tagged ‘bid’ah hasanah

(BAGUS) KAPAN SUATU PERBUATAN BISA DIKATAKAN “BID’AH” DALAM ISLAM? : Pengertian Bid’ah, Contoh Bid’ah, Hukum Bid’ah menurut Islam, Macam/Jenis Bid’ah, Ciri-ciri Bid’ah, Bid’ah Hasanah dan Bid’ah Sayyi`ah/Bid’ah Dholalah

with one comment


Kapan sebuah perbuatan itu dinamakan bid’ah ?

Soal : Kapan sebuah perbuatan dinamakan bid’ah dalam syariat yang suci ini? Apakah bid’ah hanya terjadi didalam perkara-perkara ibadah saja atau terjadi dalam ibadah dan muamalat?

Jawab : Bid’ah hanya terjadi di dalam syariat yang suci, yakni semua ibadah yang dibuat oleh manusia dengan tanpa dasar didalam kitab atau sunnah juga tidak pernah dilakukan oleh para khulafa ar rasyidin yang empat. Karena Rasulullah shallallahu’alaihi wa Sallam bersabda:

“Barangsiapa mengada-adakan hal baru di dalam perkara kami yang tidak ada dalil didalamnya, maka tertolak” (Bukhari dan Muslim)

“Barangsiapa mengerjakan apa-apa tanpa adanya perintah dari kami, maka perbuatannya itu tertolak” (Muslim)

“Hendaknya kalian semua mengikuti sunnahku dan sunnah khulafa ar Rasyidin yang berpetunjuk setelahku. Berpegang teguhlah kepadanya dan gigitlah ia dengan gigi geraham. Jauhilah oleh kalian perkara-perkara baru, karena semua perkara baru adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah kesesatan” (Ahmad, Abu Dawud, At Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Hadits-hadits yang semakna dengan hadits-hadits ini jumlahnya sangatlah banyak. Dalam bahasa arab, bid’ah berarti Read the rest of this entry »

Advertisement

Tidakkah Peringatan Maulid Nabi ini Termasuk Bid’ah Hasanah? Bagaimanakah dengan para sahabat Nabi, apakah mereka memperingati hari kelahiran seorang yang paling mereka cintai ini?

with 5 comments


Peringatan Maulid Nabi Dalam Timbangan Islam

Tim Redaksi Assalafy.org
Sejarah Peringatan Hari Maulid Nabi Bulan Rabi’ul Awwal dikenang oleh kaum muslimin sebagai bulan maulid Nabi, karena pada bulan itulah, tepatnya pada hari senin tanggal 12, junjungan kita nabi besar Muhammad dilahirkan, menurut pendapat jumhur ulama. Mayoritas kaum muslimin pun beramai-ramai memperingatinya karena terdorong rasa mahabbah (kecintaan) kepada beliau, dengan suatu keyakinan bahwa ini adalah bagian dari hari raya Islam, bahkan terkategorikan sebagai amal ibadah mulia yang dapat mendekatkan diri kepada Allah. Lalu sejak kapankah peringatan ini diadakan?
Al Imam Ibnu Katsir menyebutkan bahwa yang pertama kali mengadakan peringatan maulid Nabi adalah para raja kerajaan Fathimiyyah -Al ‘Ubaidiyyah yang dinasabkan kepada ‘Ubaidullah bin Maimun Al Qaddah Al Yahudi– mereka berkuasa di Mesir sejak tahun 357 H hingga 567 H. Para raja Fathimiyyah ini beragama Syi’ah Isma’iliyyah Rafidhiyyah. (Al Bidayah Wan Nihayah 11/172). Demikian pula yang dinyatakan oleh Al Miqrizi dalam kitabnya Al Mawaa’izh Wal I’tibar 1/490. (Lihat Ash Shufiyyah karya Asy Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu hal. 43)
Adapun Asy Syaikh Ali Mahfuzh maka beliau berkata: “Di antara pakar sejarah ada yang menilai, bahwa yang pertama kali mengadakan peringatan maulid Nabi ialah para raja kerajaan Fathimiyyah di Kairo, pada abad ke-4 H. Mereka menyelenggarakan enam perayaan maulid, yaitu maulid Nabi, maulid Imam Ali Radhiyallahu ‘Anhu, maulid Sayyidah Fathimah Az Zahra, maulid Al Hasan dan Al Husain, dan maulid raja yang sedang berkuasa. Perayaan-perayaan tersebut terus berlangsung dengan berbagai modelnya, hingga akhirnya dilarang pada masa Raja Al Afdhal bin Amirul Juyusy. Namun kemudian dihidupkan kembali pada masa Al Hakim bin Amrullah pada tahun 524 H, setelah hampir dilupakan orang. (Al Ibda’ Fi Mazhahiril Ibtida’ , hal. 126)

Hukum Memperingati Maulid Nabi
Hari kelahiran Nabi mempunyai keutamaan di sisi Allah. Berkata Ibnu Qayyim Al Jauziyyah: “Nabi Muhammad dilahirkan pada tahun gajah. Peristiwa ini (yakni dihancurkannya tentara bergajah yang dipimpin oleh Abrahah ketika hendak menyerang Ka’bah) adalah sebagai bentuk pemuliaan Allah kepada Nabi-Nya dan Baitullah Ka’bah.” (Zaadul Ma’ad: 1/74) Read the rest of this entry »

Written by أبو هـنـاء ألفردان |dr.Abu Hana

February 25, 2010 at 04:43