طبيب الطب النبوي Dokter Pengobatan Nabawi

Islam, Hukum, Sholat, Tatacara

Archive for the ‘Islam Liberal (الإسلام الليبرالي)’ Category

DEMOKRASI “AKSI UNJUK RASA” TELAH DIKHIANATI ? Keterkaitan antara demonstrasi dengan demokrasi | perbedaan antara syura dan demokrasi

leave a comment »


Sejauh mana keterkaitan antara demonstrasi dengan demokrasi ?

Jawaban Al Ustadz Muhammad Umar As Sewed:

DEMONSTRASI DIKHIANATIDemonstrasi, unjuk rasa, dan semacamnya seolah telah menjadi elemen penting dalam denyut nadi demokrasi. Ia diagungkan sebagai gerakan moral untuk mengontrol kekuasaan agar berjalan menurut aturan konstitusi. Demonstrasi terutama yang dilakukan mahsiswa telah menjadi keniscayaan di alam demokrasi. Ia merupakan gerakan moral untuk mengkritisi pemerintah yang dianggap melenceng dari konstitusi.

Ketika aktivitas ‘turun ke jalan’ mereka diberangus, maka istilah yang mengemuka adalah demokrasi telah dikhianati. Namun Islam memandang lain terhadap prilaku itu. Telah ada riwayat dari ulama salaf, yang menggambarkan penentangan Islam terhadap demonstrasi dengan berbagai dampak buruknya. Bahkan Islam memandang demonstrasi sebagai bagian pemberontakan lisan. Bahasan berikut memang sangat ringkas karena berupa fatwa. Namun semoga hal ini dapat memberi manfaat.

Fadhilatus Syaikh Dr. Shalih As-Sadlan ditanya: “Wahai Syaikh, menurut pemahaman saya, anda tidak mengkhususkan pemberontakan itu hanya dengan pedang tetapi juga termasuk pemberontakan yang dilakukan dengan lisan ?”

Beliau menjawab: “Ini pertanyaan penting, karena sebagian dari saudara-saudara kita telah melakukannya dengan niat baik dalam keadaan meyakini bahwa pemberontakan itu hanya dengan pedang. Padahal pada hakikatnya, pemberontakan itu tidak hanya dengan pedang dan kekuatan saja atau penentangan dengan cara-cara yang sudah diketahui secara umum. Tetapi pemberontakan yang dilakukan dengan lisan justru lebih dahsyat dari pemberontakan bersenjata karena pemberontakan dengan pedang dan kekerasan justru dilahirkan dari pemberontakan dengan lisan.

Maka kita ucapkan kepada mereka saudara-saudara kita yang terbawa oleh emosi yang kami berprasangka baik kepada mereka bahwa mereka berniat baik –insya Allah - agar mereka menenangkan dirinya. Dan kami katakan kepada mereka : tenang dan sabarlah, karena kekerasan dan kebencian kalian akan membawa dampak jelek pada hati. Kemudian hati tersebut akan melahirkan emosi yang tidak kenal kecuali kekerasan dan pemberontakan. Di samping itu juga akan membuka pintu bagi orang-orang yang memiliki kepentingan untuk mengeluarkan ucapan yang sesuai dengan hawa nafsunya, haq ataupun batil.

Tidak diragukan lagi bahwa memberontak dengan lisan, atau dengan menggunakan pena dan tulisan, dengan penyebaran kaset-kaset, tabligh akbar, maupun ceramah-ceramah umum dengan membakar emosi massa, serta tidak dengan cara yang syar’i, maka saya yakin bahwa ini adalah dasar (pemicu) lahirnya pemberontakan bersenjata.

Saya memperingatkan dari perbuatan seperti ini dengan sekeras-kerasnya peringatan, dan saya katakan kepada mereka : “Kalian harus melihat dan mempertimbangkan apa hasilnya ? dan hendaklah kepada pengalaman orang yang telah melakukan sebelumnya dalam masalah ini !” Hendaklah mereka melihat fitnah-fitnah yang dialami oleh sebagian masyarakat Islam, apakah sebabnya ? Apakah tindakan awalnya sehingga mereka sampai keadaan seperti ini. Jika telah mengetahui yang demikian, maka akan kita ketahui bahwa memberontak dengan ucapan lisan dan menggunakan media massa untuk membangkitkan kebencian, membakar emosi, dan kekerasan akan melahirkan fitnah dalam hati.” (Lihat ‘Ulama Su’udiyyah Yu-akkiduna ‘Alal Jam’ah wa Wujubus Sam’i wath Tha’ah li Wulatil Amri, hal. 5-6)

******

Apa perbedaan antara syura dan demokrasi ?

Jawaban Al-Ustadz Qomar Suaidi, Lc :

Sebagian orang menganggap bahwa demokrasi adalah wujud praktek sistem syura dalam Islam. Ini adalah anggapan yang salah, dan jauhnya perbedaan antara keduanya bagaikan timur dan barat. Diantara perbedaannya adalah: Read the rest of this entry »

Written by أبو هـنـاء ألفردان |dr.Abu Hana

March 18, 2014 at 10:00

(BAGUS) BUKTI-BUKTI ADANYA ALLAH TA’ALA SECARA FITRAH, LOGIKA, PANCA INDERA & SYARI’AT : Apakah Allah Ta’ala ada? Apakah ada bukti mengenai keberadaan Allah Ta’ala? Sebuah Catatan Atas Kisah Pemuda yang Ingin “Membuktikan Adanya Tuhan”

with 4 comments


Catatan Atas Kisah Pemuda yang Ingin Membuktikan Adanya Tuhan

Ada sebuah kisah tentang pemuda yang ingin membuktikan adanya Tuhan. Kisah ini dipandang oleh sebagian orang sebagai kisah yang bagus dalam membuktikan keberadaan Tuhan. Namun, bagaimanakah sebenarnya pandangan syariat terhadap kisah tersebut? Mari kita simak.
“PEMUDA YANG INGIN MEMBUKTIKAN ADANYA TUHAN”
Ada seorang pemuda yang lama menjalani pendidikan di luar negeri namun tidak pernah belajar agama Islam, kini kembali ke tanah air. Sesampainya di rumah ia diminta kedua orang tuanya untuk belajar agama Islam, namun ia memberi syarat agar dicarikan guru agama yang bisa menjawab tiga pertanyaan yang selama ini mengganjal di hatinya. Akhirnya orang tua pemuda itu mendapatkan orang tersebut, seorang kyai dari pinggiran kota.
Pemuda
:  Anda siapa dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?“
Kyai
: Saya hamba Alloh dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda.“
Pemuda
:  Anda yakin? Sedangkan profesor di Amerika dan banyak orang yang pintar tidak mampu menjawab pertanyaan saya.
Kyai
:  Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.
Pemuda
:  Saya ada tiga pertanyaan :
    1.  Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukkan wujud Tuhan kepada saya!
    2.  Kalau memang benar ada takdir, tunjukkan takdir itu pada saya!
    3.  Kalau syaithan diciptakan dari api, kenapa dimasukkan ke neraka yang dibuat dari api? Tentu tidak menyakitkan buat syaithan sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?
Tiba-tiba kyai tersebut menampar pipi pemuda tadi dengan keras. Read the rest of this entry »

(LENGKAP) ILMU SIHIR (MAGIC,SANTET,PELET,HIPNOTIS) DALAM ISLAM : Apakah Sihir itu benar Ada? Apakah Tukang Sihir Kafir? Apa Hukum Belajar Ilmu Sihir dengan Tujuan untuk Membentengi Diri? Apa Hukum Pergi ke Tukang Sihir untuk Mengobati atau Menghilangkan Sihir?Hukum Merukunkan Pasangan Suami-Istri dengan Menggunakan Sihir

with 13 comments


(LENGKAP) ILMU SIHIR (MAGIC,SANTET,PELET,HIPNOTIS) DALAM ISLAM : Apakah Sihir itu benar Ada? Apakah Tukang Sihir Kafir? Apa Hukum Belajar Ilmu Sihir dengan Tujuan untuk Membentengi Diri? Apa Hukum Pergi ke Tukang Sihir untuk Mengobati atau Menghilangkan Sihir?Hukum Merukunkan Pasangan Suami-Istri dengan Menggunakan Sihir

Apakah Sihir itu benar Ada?


Pembaca rahimakumullah, sihir itu ada hakekatnya dan terjadi dengan sebenarnya. Akan tetapi segala sesuatu tidak akan terjadi kecuali  dengan izin Allah ‘azza wa jalla dan ini merupakan aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah  yang didasarkan pada Al Qur`an dan Al Hadits sesuai dengan pemahaman Salaful Ummah (pendahulu umat ini).

Berkata Abu Muhammad Al Maqdisi rahimahullah di dalam Al Kaafi setelah menyebutkan ayat (yang artinya):

“…dan dari kejelekan hembusan-hembusan para tukang sihir pada buhul-buhul”. (Al Falaq : 4)

“Kalau sihir tidak ada hakekatnya niscaya Allah tidak akan memerintahkan agar memohon perlindungan kepada-Nya dari bahaya sihir”. (Fathul Majid hal. 335)

Demikian pula Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sendiri pernah disihir oleh seorang Yahudi yang bernama Labid bin Al A’sham. Sebagaimana  disebutkan dalam sebuah hadits (yang artinya):

“Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam disihir sehingga dikhayalkan padanya bahwa beliau melakukan sesuatu padahal beliau tidak melakukannya. Dan beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pada suatu hari berkata kepada Aisyah: “Telah datang padaku dua malaikat, salah satunya duduk di dekat kepalaku dan yang lainnya di dekat kakiku. Salah satu malaikat tersebut berkata kepada yang lainnya: “Apa penyakit laki-laki ini (Rasulullah)? Yang satunya menjawab terkena sihir”. “Siapa yang menyihirnya ?” Satunya menjawab “Labid bin Al A’sham …” (HR Al Bukhari).

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Dan sekelompok manusia telah mengingkari hal ini (disihirnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam-red). Read the rest of this entry »