طبيب الطب النبوي Dokter Pengobatan Nabawi

Islam, Hukum, Sholat, Tatacara

Posts Tagged ‘kisah ashabul uhdud

(BAGUS) KISAH LENGKAP “ASHABUL UKHDUD” : Keteguhan seorang pemuda untuk mempertahankan keimanannya dari ajakan “murtad” | Raja itu minta dibawakan sebuah gergaji, lalu diletakkan di atas kepala si rahib dan mulailah kepala itu digergaji hingga terbelah dua. Kemudian diseret pula teman duduk raja tersebut, dan dipaksa pula untuk kembali murtad dari keyakinannya. Tapi dia menolak. Akhirnya kepalanya digergaji hingga terbelah dua.

with 2 comments


(BAGUS) KISAH LENGKAP “ASHABUL UKHDUD” : Keteguhan seorang pemuda untuk mempertahankan keimanannya dari ajakan “murtad”Raja itu minta dibawakan sebuah gergaji, lalu diletakkan di atas kepala si rahib dan mulailah kepala itu digergaji hingga terbelah dua. Kemudian diseret pula teman duduk raja tersebut, dan dipaksa pula untuk kembali murtad dari keyakinannya. Tapi dia menolak. Akhirnya kepalanya digergaji hingga terbelah dua.

Kisah Ashabul Ukhdud (Para Pembuat Parit)

Oleh: Al-Ustadz Abu Muhammad Harits Abrar Thalib

Sudah menjadi Sunnatullah pada makhluk-makhluk-Nya bahwa akan senantiasa terjadi pertikaian antara al-haq dengan yang batil sepanjang masa dan di manapun jua. Adalah satu ketetapan pula dari Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa setiap orang yang mengatakan dirinya beriman tentu tidak lepas dari berbagai ujian.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

الم. أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لاَ يُفْتَنُونَ. وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ

“Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Al-’Ankabut: 1-3)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari Sa’d bin Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu yang bertanya kepada beliau:

يَا رَسُولَ اللهِ، أَيُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً؟ قَالَ: اْلأَنْبِيَاءُ ثُمَّ اْلأَمْثَلُ فَاْلأَمْثَلُ، فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ، فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ، وَإِنْ كَانَ فِي دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِيَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ، فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِي عَلَى اْلأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ

“Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujiannya?” Beliau menjawab: “Para Nabi. Kemudian yang mengikuti mereka (orang-orang mulia). Kemudian yang mengikuti mereka (orang-orang mulia). Seseorang diuji sesuai dengan kadar dien (iman)-nya. Kalau imannya kokoh, maka berat pula ujiannya. Apabila imannya lemah, dia diuji sesuai dengan kadar imannya. Dan senantiasa ujian itu menimpa seorang hamba sampai membiarkannya berjalan di muka bumi dalam keadaan tidak lagi mempunyai dosa.”

Bani Israil Sepeninggal Nabi Musa ‘alaihissalam


Bani Israil adalah umat yang dahulunya hidup di bawah bimbingan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Tetapi setelah mereka hidup jauh dari masa nubuwah bahkan dari tuntunan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, mereka diuji dengan berbagai kesulitan dan kehinaan. Itulah janji dan ketetapan yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala berlakukan atas makhluk-makhluk-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:


وَقَضَيْنَا إِلَى بَنِي إسْرائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي اْلأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيرًا. فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ أُولاَهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَنَا أُولِي بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُوا خِلاَلَ الدِّيَارِ وَكَانَ وَعْدًا مَفْعُولاً

“Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu: ‘Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.’ Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.” (Al-Isra`: 4-5)

Ahli tafsir berbeda pendapat tentang siapa yang dikuasakan untuk menindas mereka. Namun yang jelas, penindasan tersebut tidak lain adalah karena Read the rest of this entry »