طبيب الطب النبوي Dokter Pengobatan Nabawi

Islam, Hukum, Sholat, Tatacara

Posts Tagged ‘sufi tidak takut neraka

KESALAHAN TAREKAT SUFI : “Saya tidak beribadah kepada Allah karena mengharap surga, bukan juga karena takut neraka..” Benarkah pernyataan ini?

with 19 comments


KESALAHAN TAREKAT SUFI :  “Saya tidak beribadah kepada Allah karena mengharap surga, bukan juga karena takut neraka..”  Benarkah pernyataan ini?

Membongkar Ajaran Tasawuf: Ibadah & Agamanya (1)

Oleh: Asy Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan Hafidzahullah

 

Orang-orang tasawuf –khususnya generasi terakhir- memiliki tata cara ibadah yang berbeda dari pedoman para salaf (ulama terdahulu) dan jauh meninggalkan Al-Quran dan As-Sunnah. Mereka membangun agama dan ibadah mereka berdasarkan simbol-simbol dan istilah yang mereka buat-buat yang tersimpul dalam keterangan berikut :

 

1. Mereka hanya membatasi pelaksanaan ibadah berdasarkan  rasa cinta dan mengabaikan sisi-sisi yang lain seperti rasa takut dan harap.

Sebagaimana yang diucapkan sebagian mereka:  “Saya tidak beribadah kepada Allah karena mengharap surga, bukan juga karena takut neraka”.

Memang benar bahwa cinta merupakan hal yang  sangat asasi untuk beribadah, akan tetapi ibadah tidak semata-mata berlandaskan cinta sebagaimana yang mereka sangka, dia merupakan satu sisi dari sekian banyak sisi selainnya, seperti rasa takut (khouf), harap (roja), merendah (Dzul), tunduk (Khudhu’), doa dan lain-lain. Ibadah adalah sebagaimana yang diungkapkan oleh syekhul Islam Ibnu Taimiyah :

 

إِسْمٌ جَامِعٌ لِمَا يُحِبُّهُ اللهُ وَيَرْضَاهُ مِنَ اْلأَقْوَالِ وَاْلأَعْمَالِ الظَّاهِرَةِ وَالْبَاطِنَةِ

“Ungkapan yang meliputi setiap apa yang Allah cintai dan ridhoi baik dalam ucapan maupun perbuatan, yang zhahir (tampak) maupun yang bathin (tidak tampak)”.

 

Al Allamah Ibnu Qoyim berkata :

وَعِبَـادَةُ الرَّحْمَنِ غَـايَةُ حُبِّهِ

مَـعَ ذُلِّ عَـابِدِهِ هُمَا قُطْبَانِ

وَعَلَيْـهِمَا فَلَكُ الْعِبَـادَةِ دَائِرٌ

مَـا دَارَ حَتَّى  قَامَتْ الْقُطْبَانُ

Menyembah Allah merupakan puncak kecintaannya

Bersama kerendahan hamba-Nya, keduanya merupa-kan dua kutub

Dan diatas keduanya rotasi ibadah berputar.

Dia tidak berputar sebelum keduanya tegak. Read the rest of this entry »