طبيب الطب النبوي Dokter Pengobatan Nabawi

Islam, Hukum, Sholat, Tatacara

Hukum Onani/Masturbasi

with 10 comments


Fatwa Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan

Tanya :

“Saya seorang pelajar muslim (selama ini) saya terjerat oleh kabiasaan onani/masturbasi. Saya diombang-ambingkan oleh dorongan hawa nafsu sampai berlebih-lebihan melakukannya. Akibatnya saya meninggalkan shalat dalam waktu yang lama. Saat ini, saya berusaha sekuat tenaga (untuk menghentikannya). Hanya saja, saya seringkali gagal. Terkadang setelah melakukan shalat witir di malam hari, pada saat tidur saya melakukannya.

Apakah shalat yang saya kerjakan itu diterima ?

Haruskah saya mengqadha shalat ?

Lantas, apa hukum onani ?

Perlu diketahui, saya melakukan onani biasanya setelah menonton televisi atau video.”

Jawab :

Onani/Masturbasi HUKUMNYA HARAM dikarenakan merupakan istimta’ (meraih kesenangan/kenikmatan) dengan cara yang tidak Allah Subhanahu wa Ta’ala halalkan. Allah tidak membolehkan istimta’ dan penyaluran kenikmatan seksual kecuali pada istri atau budak wanita. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ ﴿٥﴾ إِلاَّ عَلَى أَزْوَاجِهِمْ أوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ ﴿٦﴾

Yang artinya : “Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, [6] kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. [QS Al Mu’minuun: 5 – 6]

Jadi, istimta’ apapun yang dilakukan bukan pada istri atau budak perempuan, maka tergolong bentuk kezaliman yang haram. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberi petunjuk kepada para pemuda agar menikah untuk menghilangkan keliaran dan pengaruh negative syahwat.

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya : “Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu menikah, maka hendaklah dia menikah karena nikah itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Sedang barangsiapa yang belum mampu maka hendaknya dia berpuasa karena puasa itu akan menjadi tameng baginya”. [Hadits Riwayat Bukhari 4/106 dan Muslim no. 1400 dari Ibnu Mas’ud]

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi kita petunjuk mematahkan (godaan) syahwat dan menjauhkan diri dari bahayanya dengan dua cara : berpuasa untuk yang tidak mampu menikah, dan menikah untuk yang mampu. Petunjuk beliau ini menunjukkan bahwa tidak ada cara ketiga yang para pemuda diperbolehkan menggunakannya untuk menghilangkan (godaan) syahwat. Dengan begitu, maka onani/masturbasi haram hukumnya sehingga tidak boleh dilakukan dalam kondisi apapun menurut jumhur ulama.

Wajib bagi anda untuk bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidak mengulangi kembali perbuatan seperti itu. Begitu pula, anda harus menjauhi hal-hal yang dapat mengobarkan syahwat anda, sebagaimana yang anda sebutkan bahwa anda menonton televisi dan video serta melihat acara-acara yang membangkitkan syahwat. Wajib bagi anda menjauhi acara-acara itu. Jangan memutar video atau televisi yang menampilkan acara-acara yang membangkitkan syahwat karena semua itu termasuk sebab-sebab yang mendatangkan keburukan.

Seorang muslim seyogyanya (selalu) menutup pintu-pintu keburukan untuk dirinya dan membuka pintu-pintu kebaikan. Segala sesuatu yang mendatangkan keburukan dan fitnah pada diri anda, hendaknya anda jauhi. Di antara sarana fitnah yang terbesar adalah film dan drama seri yang menampilkan perempuan-perempuan penggoda dan adegan-adegan yang membakar syahwat. Jadi anda wajib menjauhi semua itu dan memutus jalannya kepada anda.

Adapun tentang mengulangi shalat witir atau nafilah, itu tidak wajib bagi anda. Perbuatan dosa yang anda lakukan itu tidak membatalkan witir yang telah anda kerjakan. Jika anda mengerjakan shalat witir atau nafilah atau tahajjud, kemudian setelah itu anda melakukan onani, maka onani itulah yang diharamkan –anda berdosa karena melakukannya-, sedangkan ibadah yang anda kerjakan tidaklah batal karenanya. Hal itu karena suatu ibadah jika ditunaikan dengan tata cara yang sesuai syari’at, maka tidak akan batal/gugur kecuali oleh syirik atau murtad –kita berlindung kepada Allah dari keduanya-. Adapun dosa-dosa selain keduanya, maka tidak membatalkan amal shalih yang terlah dikerjakan, namun pelakunya tetap berdosa.

[Al-Muntaqa min Fatawa Fadhilah Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan IV 273-274]

Sumber artikel : http://www.salafy.or.id/print.php?id_artikel=395

10 Responses

Subscribe to comments with RSS.

  1. bagaimana sudah menikah masih onan/masturbasi karena sesuatu hal dari pasangannya yang tidak dapat melayanani?

    eko

    February 10, 2013 at 14:20

  2. Assalamualaikum….
    Saya mau tanya apakah hukum onani sama seperti kita berzina…. mohon penjelasannya….
    tolong jawabannya dikirim juga ke e-mail saya….
    nuzul_asdi89@yahoo.com

    nuzul

    September 14, 2012 at 15:22

  3. […] kami mengingkari dengan keras orang-orang yang memfatwakan kepada pemuda yang khawatir terjerumus dalam perzinaan untuk melakukan onani, tanpa memerintahkan kepada mereka untuk […]

  4. Aslm mhn dijawab
    saya muslimah berusia 2
    thn. Sejak usia SD Saya dicekoki film2 india, ketika nenontn film tersbt sering skali ada adegan erotisnya. Stelah itu slalu terbayang2 di fikiran saya adegan2 yg diperankan aktornya, entah dari mana datangnya saya mempunyai kebiasaan menggosok2 farj saya dan sambil membayangkan adegan di film tadi. Waktu it saya tdk tahu itu apa? Dosa atau tidak? Hingga menginjak bangku sma bru saya tau istilah onani dan masturbasi. Saya syok dan tidak percaya bahwa saya telah terbiasa dg itu. Saya menangis dan bertaubat, namun hanya bertahan 1thn itpn dg perjuangan yg amat sukar. Thn beriktnya saya melakukannya kembali namun jarang, stelah it tdk saya lakukan untk jangka waktu 1 smp 2 bln, namun ada saja hal yg memicu saya melakukan it, saya terus beristighfar tapi stelah it saya melakukan lagi. Tolong saya minta nasehat, agar saya dapat keluar dari kebiasaan yg begitu sulit saya tinggalkan 100persen ini, bgm langkah2 yg baik. Jazakumullah khairan

    Dian

    February 10, 2011 at 10:19

  5. […] kami mengingkari dengan keras orang-orang yang memfatwakan kepada pemuda yang khawatir terjerumus dalam perzinaan untuk melakukan onani, tanpa memerintahkan kepada mereka untuk […]

  6. […] kami mengingkari dengan keras orang-orang yang memfatwakan kepada pemuda yang khawatir terjerumus dalam perzinaan untuk melakukan onani, tanpa memerintahkan kepada mereka untuk […]

    • asslm…
      maaf,.,., tolong jawab pertanyaan saya

      apa si hukuman bagi orang yang sering melakukan onani??? apa perlu dicambuk ??
      dan apa yang harus kita lakukan agar kita menjadi suci lagi dimata allah??
      adakah cara untuk mendapatkan pengampunan allah
      setelah melakukan hal yg haram tsb???

      terima kasih
      wassalamualakum wr. wb

      @ Wa’alaikumussalaam Warohmatullaahi Wabarokaatuh.

      Tidak ada hukuman khusus bagi pelaku onani di dunia seperti dengan cambuk ataupun yang lainnya. Perbuatan onani adalah haram dan berdosa namun jika kita bertaubat dengan sungguh2 serta menghentikan dan tidak mengulangi perbuatan tersebut maka kita harus yakin dosa kita tersebut akan diampuni, InsyaAllah.

      Bagaimana caranya ? silahkan baca :
      https://kaahil.wordpress.com/2010/06/26/apa-dan-bagaimana-taubat-nashuha-itu-apa-saja-8-syarat-diterimanya-taubat-dan-hukum-shalat-sunnah-taubat/

      baarokallaahu fiikum.

      ipin

      September 29, 2010 at 21:48

  7. asslm. mohon maaf meu tanya dan tolonh dijawab pertanyaan saya
    apakah daging landak halal or haram?
    dalil apa?
    tolong dikirim ke email saya
    aradi_pewo@yahoo.co.id
    terimahks
    hormat saya wardi

    @Wa’alaikumussalaam warohmatullaahi wabarokatuh.

    Masalah Daging Landak
    Syaikh Al-Fauzan menguatkan pendapat Asy-Syafi’iyyah akan boleh dan halalnya karena tidak ada satupun dalil yang menyatakan haram dan khobitsnya. Lihat Al-Majmu’ (9/10).
    Baca disini

    Baarokallaahu fiikum

    tanya hukum daging landak

    March 21, 2009 at 20:26


Bagaimana menurut Anda?