طبيب الطب النبوي Dokter Pengobatan Nabawi

Islam, Hukum, Sholat, Tatacara

HUKUM TOLERANSI SEORANG MUSLIM MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL 25 DESEMBER 2012 & TAHUN BARU/MEMBERI “HADIAH NATAL” SEKEDAR UNTUK BERBASA-BASI | Hukum seorang muslim yang menjual aksesoris, parsel, makanan, pakaian atau selainnya untuk membantu kebutuhan hari raya orang-orang kafir

with 14 comments


SIKAP SEORANG MUSLIM TERHADAP HARI RAYA ORANG KAFIR

Di negeri kaum muslimin tak terkecuali negeri kita ini, momentum hari raya biasanya dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh orang-orang kafir (dalam hal ini kaum Nashrani) untuk menggugah bahkan menggugat tenggang rasa atau toleransi –ala mereka- terhadap kaum muslimin. Seiring dengan itu, slogan-slogan manis seperti: menebarkan kasih sayang, kebersamaan ataupun kemanusiaan sengaja mereka suguhkan sehingga sebagian kaum muslimin yang lemah iman dan jiwanya menjadi buta terhadap makar jahat dan kedengkian mereka.
Maskot yang bernama Santa Claus ternyata cukup mewakili “kedigdayaan” mereka untuk meredam militansi kaum muslimin atau paling tidak melupakan prinsip Al Bara’ (permusuhan atau kebencian) kepada mereka. Sebuah prinsip yang pernah diajarkan Allah dan Rasul-Nya .HARI RAYA ORANG-ORANG KAFIR IDENTIK DENGAN AGAMA MEREKA
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “Bahwasanya hari-hari raya itu merupakan bagian dari lingkup syariat, ajaran dan ibadah….seperti halnya kiblat, shalat dan puasa. Maka tidak ada bedanya antara menyepakati mereka didalam hari raya mereka dengan menyepakati mereka didalam segenap ajaran mereka….bahkan hari-hari raya itu merupakan salah satu ciri khas yang membedakan antara syariat-syariat (agama) yang ada. Juga (hari raya) itu merupakan salah satu syiar yang paling mencolok.”(Iqtidha’ Shiratil Mustaqim hal. 292)
SETIAP UMAT BERAGAMA MEMILIKI HARI RAYA
Perkara ini disitir oleh Allah didalam firman-Nya (artinya): “Untuk setiap umat (beragama) Kami jadikan sebuah syariat dan ajaran”. (Al Maidah: 48). Bahkan dengan tegas Rasulullah bersabda:“Sesungguhnya bagi setiap kaum (beragama) itu memiliki hari raya, sedangkan ini (Iedul Fithri atau Iedul Adha) adalah hari raya kita.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Akan tetapi muncul sebuah permasalahan tatkala kita mengingat bahwa orang-orang kafir (dalam hal ini kaum Nashrani) telah mengubah-ubah kitab Injil mereka sehingga sangatlah diragukan bahwa hari raya mereka yaitu Natal merupakan ajaran Nabi Isa ?. Kalaupun toh, Natal tersebut merupakan ajaran beliau, maka sesungguhnya hari raya tersebut -demikian pula seluruh hari raya orang-orang kafir- telah dihapus dengan hari raya Iedul Fithri dan Iedul Adha.Rasulullah bersabda:“Sesungguhnya Allah telah mengganti keduanya (dua hari raya Jahiliyah ketika itu-pent) dengan hari raya yang lebih baik yaitu: Iedul Adha dan Iedul Fithri.” (H.R Abu Daud dengan sanad shahih)SIKAP SEORANG MUSLIM TERHADAP HARI RAYA ORANG-ORANG KAFIR

Menanggapi upaya-upaya yang keras dari orang-orang kafir didalam meredam dan menggugurkan prinsip Al Bara’ melalui hari raya mereka, maka sangatlah mendesak untuk setiap muslim mengetahui dan memahami perkara-perkara berikut ini:
1. Tidak Menghadiri Hari Raya Mereka
Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkata: “Berbaurnya kaum muslimin dengan selain muslimin dalam acara hari raya mereka adalah haram. Sebab, dalam perbuatan tersebut mengandung unsur tolong menolong dalam hal perbuatan dosa dan permusuhan. Padahal Allah berfirman (artinya):
“Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketaqwaan dan janganlah kalian tolong menolong didalam dosa dan pelanggaran.” (Al Maidah:2)…..
Oleh karena itu para ulama mengatakan bahwa kaum muslimin tidak boleh ikut bersama orang-orang kafir dalam acara hari raya mereka karena hal itu menunjukan persetujuan dan keridhaan terhadap agama mereka yang batil.” (Disarikan dari majalah Asy Syariah no.10 hal.8-9)
Berkaitan dengan poin yang pertama ini, tidak sedikit dari para ulama ketika membawakan firman Allah yang menceritakan tentang sifat-sifat Ibadurrahman (artinya): “(Yaitu) orang-orang yang tidak menghadiri kedustaan.” (Al Furqan:73), mereka menafsirkan “kedustaan” tersebut dengan hari-hari raya kaum musyrikin (Tafsir Ibnu Jarir…/….)
Lebih parah lagi apabila seorang muslim bersedia menghadiri acara tersebut di gereja atau tempat-tempat ibadah mereka.Rasulullah mengecam perbuatan ini dengan sabdanya:“Dan janganlah kalian menemui orang-orang musyrikin di gereja-gereja atau tempat-tempat ibadah mereka, karena kemurkaan Allah akan menimpa mereka.” (H.R Al Baihaqi dengan sanad shahih)
2. Tidak Memberikan Ucapan Selamat Hari Raya
Didalam salah satu fatwanya, beliau (Asy Syaikh Ibnu Utsaimin) mengatakan bahwa memberikan ucapan selamat hari raya Natal kepada kaum Nashrani dan selainnya dari hari-hari raya orang kafir adalah haram. Keharaman tersebut disebabkan adanya unsur keridhaan dan persetujuan terhadap syiar kekufuran mereka, walaupun pada dasarnya tidak ada keridhaan terhadap kekufuran itu sendiri. Beliau pun membawakan ayat yaitu (artinya):
“Bila kalian kufur maka sesungguhnya Allah tidak butuh kepada kalian. Dia tidak ridha adanya kekufuran pada hamba-hamba-Nya. (Namun) bila kalian bersyukur maka Dia ridha kepada kalian.” (Az Zumar:7).
Juga firman-Nya (yang artinya): “Pada hari ini, Aku telah sempurnakan agama ini kepada kalian, Aku cukupkan nikmat-Ku kepada kalian dan Aku ridhai Islam menjadi agama kalian.” (Al Maidah:3)
Beliau juga menambahkan bahwa bila mereka sendiri yang mengucapkan selamat hari raya tersebut kepada kita maka kita tidak boleh membalasnya karena memang bukan hari raya kita. Demikian pula, hal tersebut disebabkan hari raya mereka ini bukanlah hari raya yang diridhai Allah karena memang sebuah bentuk bid’ah dalam agama asli mereka. Atau kalau memang disyariatkan, maka hal itu telah dihapus dengan datangnya agama Islam.”
(Majmu’uts Tsamin juz 3 dan Al Muntaqa min Fatawa Asy Syaikh Shalih Al Fauzan 1/255)
Al Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa orang yang mengucapkan selamat kepada orang-orang kafir pada hari raya mereka, kalaupun dia ini selamat dari kekufuran maka dia pasti terjatuh kepada keharaman. Keadaan dia ini seperti halnya mengucapkan selamat atas sujud mereka kepada salib. (Ahkamu Ahlidz Dzimmah)
3. Tidak Tukar Menukar Hadiah Pada Hari Raya Mereka
Asy Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan: “Telah sampai kepada kami (berita) tentang sebagian orang yang tidak mengerti dan lemah agamanya, bahwa mereka saling menukar hadiah pada hari raya Nashrani. Ini adalah haram dan tidak boleh dilakukan. Sebab, dalam (perbuatan) tersebut mengandung unsur keridhaan kepada kekufuran dan agama mereka. Kita mengadukan (hal ini) kepada Allah.” (At Ta’liq ‘Ala Iqtidha’ Shiratil Mustaqim hal. 277)

BONUS :

DOWNLOAD KAJIAN ISLAM dengan Tema : Keindahan Islam
Pemateri : Al Ustadz Abu Muhammad ‘Abdul Mu’thi Al Maidani

Tempat : Masjid Agung Gatak, Sukoharjo

(Tanggal 19 Muharram 1432 / 25 Desember 2010)

Sesi 1

Download |MP3|14.8  MB|

Sesi 2

Download |MP3|9.68 MB|

Sesi tanya jawab

Download |MP3|2.25 MB|

4. Tidak Menjual Sesuatu Untuk Keperluan Hari Raya Mereka
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menegaskan bahwa seorang muslim yang menjual barang dagangannya untuk membantu kebutuhan hari raya orang-orang kafir baik berupa makanan, pakaian atau selainnya maka ini merupakan bentuk pertolongan untuk mensukseskan acara tersebut. (Perbuatan) ini dilarang atas dasar suatu kaidah yaitu: Tidak boleh menjual air anggur atau air buah kepada orang-orang kafir untuk dijadikan minuman keras (khamr). Demikian halnya, tidak boleh menjual senjata kepada mereka untuk memerangi seorang muslim. (Iqtidha’ Shiratil Mustaqim hal.325)
5. Tidak Melakukan Aktivitas-Aktivitas Tertentu Yang Menyerupai Orang-Orang Kafir Pada Hari Raya Mereka
Didalam fatwanya, Asy Syaikh Ibnu Utsaimin mengatakan: “Dan demikian pula diharamkan bagi kaum muslimin untuk meniru orang-orang kafir pada hari raya tersebut dengan mengadakan perayaan-perayaan khusus, tukar menukar hadiah, pembagian permen (secara gratis), membuat makanan khusus, libur kerja dan semacamnya. Hal ini berdasarkan ucapan Nabi :
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk kaum tersebut.” (H.R Abu Daud dengan sanad hasan). (Majmu’uts Tsamin juz 3)

DOSAKAH BILA MELAKUKAN HAL ITU DALAM RANGKA MUDAHANAH (BASA BASI)?

Selanjutnya didalam fatwa itu juga, beliau mengatakan: “Dan barangsiapa melakukan salah satu dari perbuatan tadi (dalam fatwa tersebut tanpa disertakan no 1,3 dan 4-pent) maka dia telah berbuat dosa, baik dia lakukan dalam rangka bermudahanah, mencari keridhaan, malu hati atau selainnya. Sebab, hal itu termasuk bermudahanah dalam beragama, menguatkan mental dan kebanggaan orang-orang kafir dalam beragama.” (Majmu’uts Tsamin juz 3)
Sedangkan mudahanah didalam beragama itu sendiri dilarang oleh Allah . Allah berfirman (artinya):
“Mereka (orang-orang kafir) menginginkan supaya kamu bermudahanah kepada mereka lalu mereka pun bermudahanah pula kepadamu.” (Al Qalam:9)ORANG-ORANG KAFIR BERGEMBIRA BILA KAUM MUSLIMIN IKUT BERPARTISIPASI DALAM HARI RAYA MEREKA
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “Oleh karena itu, orang-orang kafir sangat bergembira dengan partisipasinya kaum muslimin dalam sebagian perkara (agama) mereka. Mereka sangat senang walaupun harus mengeluarkan harta yang berlimpah untuk itu.” (Iqtidha’ Shiratil Mustaqim hal.39).

BOLEHKAH SEORANG MUSLIM IKUT MERAYAKAN TAHUN BARU DAN HARI KASIH SAYANG (VALENTINE’S DAY)?

Para ulama yang tergabung dalam Lajnah Da’imah Lil Buhuts Al Ilmiyah Wal Ifta’ (Komite Tetap Kajian Ilmiah Dan Fatwa) Arab Saudi dalam fatwanya no.21203 tertanggal 22 Dzul Qa’dah 1420 menyatakan bahwa perayaan-perayaan selain Iedul Fithri dan Iedul Adha baik yang berkaitan dengan sejarah seseorang, kelompok manusia, peristiwa atau makna-makna tertentu adalah perayaan-perayaan bid’ah. Tidak boleh bagi kaum muslimin untuk berpartisipasi apapun didalamnya.
Didalam fatwa itu juga dinyatakan bahwa hari Kasih Sayang (Valentine’s Day)- yang jatuh setiap tanggal 14 Pebruari- merupakan salah satu hari raya para penyembah berhala dari kalangan Nashrani.
Adapun Asy Syaikh Shalih Al Fauzan hafidzahullah (salah satu anggota komite tersebut) menyatakan bahwa penanggalan Miladi/Masehi itu merupakan suatu simbol keagamaan mereka. Sebab, simbol tersebut menunjukan adanya pengagungan terhadap kelahiran Al Masih (Nabi Isa ?) dan juga adanya perayaan pada setiap awal tahunnya. (Al Muntaqa min Fatawa Asy Syaikh Shalih Al Fauzan 1/257). Wallahu A’lam.(Sumber : http://www.assalafy.org/mahad/?p=89)

14 Responses

Subscribe to comments with RSS.

  1. kan kita hanya hidup di bumi ALLAH . HANYA BUMI ALLAH SWT , HANYA BUMI ALLAH

    mbem

    October 12, 2012 at 12:53

  2. sangat bagus , dam kita memang hidup di bumi ALLAH , hanya bumi ALLAH

    mbem

    October 12, 2012 at 12:43

  3. bagus sekali artikel ini bisa memperkuat iman seseorang jika orang islam itu sadar dengan islam .. jangan ditanggapi orang-orang kafir (kristen/yahudi) yang komentar disini , .. hanya menimbulkan amarah saja ,. kalo bisa hapus saja(for admin).,

    Shofi Yudin

    September 15, 2012 at 06:53

  4. SARA
    Jujur saya tersinggung dgn artikel ini,
    Saya beragama kristen,dan diagama saya tdk prnh d ajarkan membenci agama lain,tdk prnh d ajarkan untuk jihad (membunuh diri nya sendiri utk membunuh org lain),
    Aku bangga menjadi kristen yg tidak prnah d ajarkan menghakimi atau pun menghina agama lain,
    apalagi jihad,

    Ijez

    August 22, 2012 at 18:55

  5. saling menghormati, yg penting ati kita tetap teguh dgn keyakinan masing2

    gina

    June 25, 2012 at 01:02

  6. Sementara pengobatan dengan obat obatan kimiawi kepastiannya tidak seperti kepastian yang didapatkan dengan thibbun nabawi.

    Kylie Brooks z

    January 5, 2012 at 20:36

  7. KALAU AGAMA KRISTEN ITU BENAR TOLONG BUKTIKAN PASTUR/PENDETA YANG MANA YANG TELAH MENIKAHKAN TUHAN DGN MARIA…………..

    MAIMUNAH

    January 4, 2012 at 19:09

    • Hay orang tolol, otak kamu itu masi sekecil upil ttg agama mending bungkam,jgn sok benar.

      Ijez

      August 22, 2012 at 18:43

  8. […] Al Fauzan 1/257). Wallahu A’lam. Sumber : http://www.assalafy.org/mahad/?p=89 Dinukil Dari : https://kaahil.wordpress.com/2011/12/13/hukum-toleransi-seorang-muslim-mengucapkan-natal-25-desember-… -5.143662 119.426339 Share this:TwitterFacebookLike this:SukaBe the first to like this […]

  9. Teroris selalu menjadi alasan untuk menghancurkan muslim,karena dengan teroris Islam dianggap agama keras dan kejam.
    Padahal mereka hanya membalas apa yang telah di lakukan (nonmuslim/barat-amrik),Teroris hanya membawa senjata yg dapat di sembunyikan dalam jaket/tas.sedangkan mereka harus membawa kapal induk dan lain2 untuk membawa Bom yg di gunakan untk membunuh kaum muslim.Hanya saja mereka berdalih demi ham,padahal mereka tidak tahu apa itu ham.
    Dalam perbandingan Muslim Teroris,Kristen/Nasrani raja Teroris.

    Raden

    December 24, 2011 at 20:50

  10. Yuuuk, kita genggam erat iman yang kita punya walau hanya sebesar biji kacang…jangan runtuh dan pudar dalam gempuran kristenisasi berkedok “kemanusian dan kasih”
    semoga Alloh senantiasa menunjukan kita jalan yang lurus seperti jalan orang-orang yang Dia beri ni’mat dan bukan jalan mereka yang sesat dan Dia murkai (amin)

    syahid09

    December 22, 2011 at 07:34

  11. MASIH INGAT PERISTIWA 26 DESEMBER, 1 HARI SETELAH HARI RAYA NATAL YG INDAH… ACEH LULUH LANTAH TAK TERSISA… TSUNAMI YG HEBAT MERUNTUHKAN SEGALA SEGI DI ACEH YG NOTABENE DAERAH SYARIAT ISLAM.

    KAMI TIDAK PERNAH MEMBENCI ANDA DI INDONESIA, TP KALIAN SEBALIKNYA.
    APA PERNAH KAMI MEMBALAS ATS TINDAKAN KALIAN KE KAMI DI INDONESIA ??
    APA KALIAN BERPIKIR TTG KAUM KALIAN YG MENGEBOM KAUM KALIAN SENDIRI DI INDONESIA..
    BAGAIMANA KALAU SANAK SAUDARA ANDA JG BAGIAN DALAM KORBAN BOM DR BOM KAUM KALIAN ??
    APA ANDA MSH BISA BERPIKIR KAUM KALIAN YG BENAR??

    TDK USH MENGADILI KAUM KALIAN PLG BENAR ATAU KAUM KAMI PLG SALAH.
    KALIAN BUKAN TUHAN. KALIAN CM GOLONGAN ORG MUNAFIK YG MENCOBA MENCARI PEMBENARAN DARI TINDAKAN YG SALAH.

    PIKIRKAN ITU !!!

    @ tidak usahlah anda menjadi provokator disini.. tentu saja saya ingat dengan peristiwa perang salib pada Idul Fitri Berdarah 1999 http://antikristenisasi.multiply.com/journal/item/14?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem

    cinta kasih

    December 16, 2011 at 07:01

  12. Menghormati sauadara kita yang lain agama, bukan berarti harus tanpa batasan namun syariat telah memberi tuntunan dan batasan2 yang jelas , SYARIAT ISLAM BEGITU SEMPURNA BAHKAN YANG DMIKIAN PUN ADA ATURANNYA DALAM AGAMA INI . Subhanallah Engkaulah yang maha Besar……

    Abdulmajid Runa

    December 14, 2011 at 05:37

  13. […] : https://kaahil.wordpress.com/ Share this:ShareFacebookEmailPrintTwitterRedditStumbleUponDiggJadikan PDFLike this:SukaBe the […]


Bagaimana menurut Anda?