(LENGKAP) TEKS,BACAAN,LIRIK & ARTI “SHOLAWAT BADAR” & “SHOLAWAT BURDATUL BUSHIRI” : Shalawat syirik & Bid’ah yang tidak pernah dicontohkan oleh Rosulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam
(LENGKAP) TEKS,BACAAN,LIRIK & ARTI “SHOLAWAT BADAR” & “SHOLAWAT BURDATUL BUSHIRI” : Shalawat Syirik & Bid’ah yang tidak pernah dicontohkan oleh Rosulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam
Penulis: Al-Ustadz Abu Karimah Askari Al-Bugisi
Shalawat Burdatul Bushiri
Nashnya adalah sebagai berikut:
يَا رَبِّ بِالْمُصْطَفَى بَلِّغْ مَقَاصِدَنَا وَاغْفِرْ لَنَا مَا مَضَى يَا وَاسِعَ الْكَرَمِ
“Wahai Rabbku! Dengan perantara Musthafa (Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassallam ) penuhilah segala keinginan kami dan ampunilah dosa-dosa kami yang telah lalu, wahai Dzat Yang Maha Luas Kedermawanannya.”
Shalawat ini mempunyai beberapa (kemungkinan) makna. Bila maknanya seperti yang terkandung di atas, maka termasuk tawasul kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam yang beliau telah meninggal dunia.
Hal ini termasuk jenis tawasul yang dilarang, karena tidak ada seorang pun dari sahabat yang melakukannya disaat ditimpa musibah dan yang sejenisnya. Bahkan Umar bin Al Khathab ketika shalat istisqa’ (minta hujan) tidaklah bertawasul dengan Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam karena beliau telah meninggal dunia, dan justru Umar meminta Abbas paman Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam (yang masih hidup ketika itu) untuk berdo’a. Kalaulah tawasul kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam ketika beliau telah meninggal dunia merupakan perbuatan yang disyari’atkan niscaya Umar melakukannya.
Adapun bila mengandung makna tawasul dengan jaah (kedudukan) Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam maka termasuk perbuatan yang diada-adakan dalam agama, karena hadits:
تَوَسَّلُوا بِجَاهِي “Bertawasullah dengan kedudukanku”,
merupakan hadits yang tidak ada asalnya (palsu). Bahkan bisa mengantarkan kepada kesyirikan disaat ada keyakinan bahwa Allah Ta’ala butuh terhadap perantara sebagaimana butuhnya seorang pemimpin terhadap perantara antara dia dengan rakyatnya, karena ada unsur menyamakan Allah dengan makhluk-Nya, sebagaimana yang dijelaskan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. (Lihat Al Firqatun Najiyah hal. 85)
Sedangkan bila maknanya mengandung unsur (Demi Nabi Muhammad) maka termasuk syirik, karena tergolong sumpah dengan selain Allah Ta’ala.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda (artinya):
“Barang siapa yang bersumpah dengan selain Allah, maka dia telah berbuat kafir atau syirik.” ( HR At Tirmidzi, Ahmad dan yang lainnya dengan sanad yang shahih)
Para pembaca, dari sekian makna di atas maka jelaslah bagi kita kebatilan yang terkandung di dalam shalawat tersebut. Terlebih lagi Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam dan para sahabatnya tidak pernah mengamalkannya, apalagi mengajarkannya. Seperti itu pula hukum yang dikandung oleh bagian akhir dari Shalawat Badar (bertawasul kepada Nabi Muhammad, para mujahidin dan ahli Badar).
Shalawat Badar
Lafadz shalawat ini sebagai berikut:
صَـلا َةُ اللهِ سَـلا َمُ اللهِ عَـلَى طـهَ رَسُـوْلِ اللهِ
صَـلا َةُ اللهِ سَـلا َمُ اللهِ عَـلَى يـس حَبِيْـبِ اللهِ
تَوَ سَـلْنَا بِـبِـسْـمِ اللّهِ وَبِالْـهَادِى رَسُـوْلِ اللهِ
وَ كُــلِّ مُجَـا هِـدِ لِلّهِ بِاَهْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ
shalatullah salamullah ‘ala thoha rosulillah
shalatullah salamullah ‘ala yaasiin habibillah
tawasalnaa bibismillah wa bil hadi rosulillah
wa kulli majahid fillah bi ahlil badri ya Allah
Artinya :
Shalawat Allah dan salam-Nya semoga tercurah kepada Thaha Rasulullah
Shalawat Allah dan salam-Nya semoga tercurah kepada Yasin Habibillah
Kami bertawassul dengan nama Allah dan dengan pemberi petunjuk, Rasulullah
Dan dengan seluruh orang yang berjihad di jalan Allah, serta dengan ahli Badr, ya Allah
Dalam ucapan shalawat ini terkandung beberapa hal:
1. Penyebutan Nabi dengan habibillah
2. Bertawassul dengan Nabi
3. Bertawassul dengan para mujahidin dan ahli Badr
Point pertama telah diterangkan kesalahannya secara jelas pada rubrik Tafsir.
Pada point kedua, tidak terdapat satu dalilpun yang shahih yang membolehkannya. Allah Idan Rasul-Nya tidak pernah mensyariatkan. Demikian pula para shahabat (tidak pernah mengerjakan). Seandainya disyariatkan, tentu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menerangkannya dan para shahabat melakukannya. Adapun hadits:
“Bertawassullah kalian dengan kedudukanku karena sesungguhnya kedudukan ini besar di hadapan Allah”,
maka hadits ini termasuk hadits maudhu’ (palsu) sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Taimiyyah dan Asy-Syaikh Al-Albani.
Adapun point ketiga, tentunya lebih tidak boleh lagi karena bertawassul dengan Nabi shallallhu ‘alaihi wa sallam saja tidak diperbolehkan. Yang dibolehkan adalah bertawassul dengan nama Allah di mana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَ للهِ الأَسْمآءُ الْحُسْنَ فَادْعُوْهُ بِهاَ
“Dan hanya milik Allah-lah asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu.” (Al-A’raf: 180)
Demikian pula di antara doa Nabi:
“Ya Allah, aku mohon kepada-Mu dengan segala nama yang Engkau miliki yang Engkau namai diri-Mu dengannya. Atau Engkau ajarkan kepada salah seorang hamba-Mu, atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau Engkau simpan di sisi-Mu dalam ilmu yang ghaib.”
(HR. Ahmad, Abu Ya’la dan lainnya, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 199)
Bertawassul dengan nama Allah seperti ini merupakan salah satu dari bentuk tawassul yang diperbolehkan. Tawassul lain yang juga diperbolehkan adalah dengan amal shalih dan dengan doa orang shalih yang masih hidup (yakni meminta orang shalih agar mendoakannya). Selain itu yang tidak berdasarkan dalil, termasuk tawassul terlarang.
Jenis-jenis shalawat di atas banyak dijumpai di kalangan sufiyah. Bahkan dijadikan sebagai materi yang dilombakan di antara para tarekat sufi. Karena setiap tarekat mengklaim bahwa mereka memiliki do’a, dzikir, dan shalawat-shalawat yang menurut mereka mempunyai sekian pahala. Atau mempunyai keutamaan bagi yang membacanya yang akan menjadikan mereka dengan cepat kepada derajat para wali yang shaleh. Atau menyatakan bahwa termasuk keutamaan wirid ini karena syaikh tarekatnya telah mengambilnya dari Nabi shallallahu alaihi wasallam secara langsung dalam keadaan sadar atau mimpi. Di mana, katanya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah menjanjikan bagi yang membacanya kedekatan dari beliau, masuk jannah (surga) ,dan yang lainnya dari sekian propaganda yang tidak bernilai sedikitpun dalam timbangan syariat. Sebab, syariat ini tidaklah diambil dari mimpi-mimpi. Dan karena Rasul tidak memerintahkan kita dengan perkara-perkara tersebut sewaktu beliau masih hidup.
Jika sekiranya ada kebaikan untuk kita, niscaya beliau telah menganjurkannya kepada kita. Apalagi apabila model shalawat tersebut sangat bertentangan dengan apa yang beliau bawa, yakni menyimpang dari agama dan sunnahnya. Dan yang semakin menunjukkan kebatilannya, dengan adanya wirid-wirid bid’ah ini menyebabkan terhalangnya mayoritas kaum muslimin untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan ibadah-ibadah yang justru disyari’atkan yang telah Allah jadikan sebagai jalan mendekatkan diri kepada-Nya dan memperoleh keridhaannya.
Berapa banyak orang yang berpaling dari Al Qur’an dan mentadabburinya disebabkan tenggelam dan ‘asyik’ dengan wirid bid’ah ini? Dan berapa banyak dari mereka yang sudah tidak peduli lagi untuk menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam karena tergiur dengan pahala ‘instant’ yang berlipat ganda. Berapa banyak yang lebih mengutamakan majelis-majelis dzikir bid’ah semacam buatan Arifin Ilham daripada halaqah yang di dalamnya membahas Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Laa haula walaa quwwata illaa billah.
Sumber : http://www.darussalaf.or.id/stories.php?id=224
Bantu menyebar amalan :
- Click to share on Telegram (Opens in new window)
- Click to share on Facebook (Opens in new window)
- Click to share on WhatsApp (Opens in new window)
- Click to share on Twitter (Opens in new window)
- Click to share on LinkedIn (Opens in new window)
- Click to share on Pinterest (Opens in new window)
- Click to share on Pocket (Opens in new window)
- Click to email a link to a friend (Opens in new window)
Related
Written by أبو هـنـاء ألفردان |dr.Abu Hana
April 29, 2012 at 00:32
Posted in Sunnah dan Bid'ah (السنة والبدعة)
Tagged with alaa Thooha rosuulillaah, alaa Yaasin habiibillaah, arti sholawat badar, bacaan sholawat badar, BI AHL BAADRI, bi ahlil badri yaa Allaah, download lagu sholawat badar, Ilaahi sallimi ummah, Ilaahi-ghfir wa akrimna binaili mathoolibin minna, lirik lagu tasya shalawat badar, lirik shalawat badar, lirik shalawat nabi, lirik shalawat nariyah, minal aafaati wannigmah, Penelusuran yang terkait dengan lirik shalawat badar, salaf sholawat badar, salawat, shalawat, Shalawat Al Faatih, Shalawat Al-In’am bid'ah, shalawat badar, Shalawat Badar bid'ah, shalawat badar mp3, shalawat badar opick, Shalawat Burdatul Bushiri, shalawat nariyah, Shalawat Sa'adah, Shalawat Sa’adah (Kebahagiaan) bid'ah, Shalawat shalawat bid'ah, shalawat sufi tassawuf, shalawat yang tidak di contohkan rasulullah, Sholaatullaah salaamullaah, sholata badar menurut assunnah, sholawat badar dalam islam, sholawat badar habib syech, sholawat badar hadad alwi, sholawat badar lirik, sholawat badar mp3, sholawat badar mp3 download, Silsilah Adh Dha’ifah, sufi, tasawuf, Tawassalna bi Bismillaah, TAWWASALNA BI-BISMILLAH, teks sholawat badar, WA BIL HAADI RASUULILLAH, WA KULLI MUJAAHIDIN LILLAH, wa min hammin wa min ghummah, wabil Haaadi Rosulillaah, wadafi masaa-ati 'anna, wakulli mujaahidin lillaah
108 Responses
Subscribe to comments with RSS.
bukan karena kita pandai dalam berIlmu,,beribadah,, mencari ilmu,, andaikata kita TIDAK IKHLAS ATAU KURANG IKHLAS?
pandai-pandailah untuk menghargai sesama muslim,, jangan saling mengejek,,merendahkan… wassalamualaikum..
suy
February 23, 2014 at 19:51
setuju gan sama postingnya buat yang belum faham apa islam harap belajar jangan asal coment nah kalau bingung belajar juga biar ngerti dan ingat berpegang teguh pada qur’an dan sunnah selain dari pada itu tinggalkan walau yang ngomong ulama kalau tidak berlandaskan qur’an dan hadist pasti salah wallahu a’lam
saudara muslim
November 6, 2013 at 03:40
aku suka dengan penjelasan ini, yang paling penting bagi saya adalah menambah pemahaman tentang islam yang benar. Bagi saya yang benar adalah contoh darai rosulullah dan sahabatnya.
imam nawawi
May 14, 2013 at 18:25
Astagfirullah,, jalan mana yang harus ku ambil..? :'(
jujur saya hanya org awam yg ingin mmperdalam islam,, tetapi bnyk selisih didlmnya,, shinnga mmbuat saya bingung..
untuk saudar se’iman,, jangan kita saling mencela satu dgn yg lainya,, pegang keyakinan masing2 saja,, moga yg paling bennar bakal kita dapati..
Ya’Allah,, pabila tempat kami sa’at ini tempat yang paling benar disisi engkau,, maka tetapkanlah keyakinan kami disini,, pabila salah,, maka bimbing lah kami agar terhindar dari semua kekeliruan dan selamat hingga akhir perjalanan. Aamiin..
saddam sein
May 10, 2013 at 14:52
Assalamu alaikum ….umat islam sdh dibekali dg Al Qur’an dan sunnah nabi Muhammad saw. yg menjamin agar tidak tersesat. Tp utk memahami itu perlu ilmunya yg tentunya didapat dari guru2 atau uztadz yg berkompeten. disamping itu jg perlu memperluas n dan memperdalam wawasan
tentang agama2 terutama agama islam. dan jgn lupa sejarah islam serta sejarah agama seblm islam itu sangat penting utk menjadi bahan pertimbangan dlm meyakini dan mengamalkan suatu amalan. semoga kita umat islam selalu diberihidayah dari Allah swt. wassalam.
Harunur Rasyid
May 8, 2013 at 21:17
IA JANGAN ASAL KOMENT BARU TAU SATU DUA HADIS AJA SUDAH MUSRAK, MUSRIK KAMU JADI MUSLIM SAJA KARNA ORTU KAMU MUSLIM ,COBA KALAO ORTU KAMU YAHUDI APA KAMU BISA NGOMONG KAFIR ATAWA MUSRIK EH.. MAS ILMU AGAMA MU TUH CUMA SEBATAS PANDANGAN MATA MU SAJA PAHAM
Rudi Aswar Latief
May 7, 2013 at 20:26
tau dulu ilmunya baru anda beribicara atau menulis karena Allah memberimu pikiran dan hati dan menyediakan semuanya apa2 yang ada dilangit dan bumi supaya kamu BERPIKIR.wassalam
hamba_ALLAH
May 3, 2013 at 17:57
assalammu’alaikum,,
maaf sebelumnya,,, bukan bermaksud tuk ikut campur,, tapi alangkah indahnya qta saling merangkul 1 sama lain sesama umat islam,, indahnya kebersamaan,,
jngn saling menjatuhkan satu sama lain..
#maaf alo ada salah” kta.. #Fhidhi
fhidhi
April 30, 2013 at 08:09
Apakah sholawat Badar & sholawat Burdatul Bushiri di ajarkan atau dilantunkan di masjidil Haram ? jika Ya bisa jadi diperboleh, jika Tidak bukan berarti tidak diperbolehkan, tetapi memang tidak ada. Orang-orang yang benci Islam berusaha mengarah umat Islam seperti umat Nasarani kepada nabi Isa. Diharapkan timbul pemahaman bahwa dengan sholawat Badar atau sholawat Burdatul Bushiri akan ada pertolongan dari Rasulullah, sama seperti pemahaman umat Nasarani bahwa nabi Isa dapat memberikan keselamatan (juru selamat).
Giganix
April 27, 2013 at 16:11
jgn menjadi Tuhan,jgn trlalu gampang blang syirik..anda pst cm blajar syariat z,jgn menganggap dirimu yg paling benar.blajarlah mengenai fadilah ayat dan ayat fadilah maka anda akn tahu mana yg benar..bertaubatlah anda sblum ajal menjemput
andre
April 26, 2013 at 20:50
hmm .. sebaiknya jangan belajar dari buku atau kitab2 saja ,, belajar juga dengan ustadz – ustadz .. jangan hanya satu ustadz .. jangan mendengar dari 1 pihak saja karena kmu g akan menemukan kebenaran (y)
luthfan
April 21, 2013 at 21:53
Untuk memahami Al Qur’an dan Hadits tidak cukup dengan arti bahasa saja dan apalagi hanya berbekal makna dzahir saja (menilai hanya dari terjemahannya saja.)
hanya masalah furuiyah (Cabang Ilmu Agama) jgnlah kau pecah belah umat.
Komar
February 3, 2017 at 08:45
iya memang serba membingungkan, karena semua sudah diajarkan sejak kecil, lalau mana yang harus kita pake? wallahualambisowab
cucu sutini
April 19, 2013 at 11:44