طبيب الطب النبوي Dokter Pengobatan Nabawi

Islam, Hukum, Sholat, Tatacara

DARAH SALAFY TERTUMPAH UNTUK MEMBELA KAUM MUSLIMIN (NU,MUHAMMADIYAH,DLL) DI AMBON: Kisah Nyata Abdul Hamid Mendamba Gelar Syuhada’

with 15 comments


Abdul Hamid
Mendamba Gelar Syuhada’

63Mei 2000. Suasana Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ambon yang dikelilingi hutan rimbun menimbulkan perasaan mencekam bagi siapa saja yang pertama kali berkunjung. Terlebih dalam suasana berkecamuknya perang antara masyarakat muslim dan kristen, kesan mencekam semakin kuat.

Saat itu, sekelompok anak muda yang tergabung dalam barisan Laskar Jihad Ahlus Sunnah Wal Jamaah ditempatkan di kawasan tersebut. Kedatangan mereka ke kota Ambon dari berbagai daerah di Indonesia adalah dalam rangka membantu saudara-saudara seagama akibat diperangi oleh kristen.

Sebagaimana lazimnya manusia, para Laskar Jihad muda itu juga punya perasaan was-was menghadapi medan yang terkesan angker dan sunyi. Minimnya penduduk di sekitar kompleks kampus menambah suasana makin mencekam. Ancaman serangan kristen yang belum bisa diprediksikan membuat kewaspadaan senantiasa tinggi.

Di dalam rombongan itu terdapat seorang anak muda berumur 21 tahun bernama Abdul Hamid. Postur tubuhnya kurus tapi semangatnya tinggi menyala. Keberaniannya mengalahkan teman-teman sekelompoknya. Situasi kompleks STAIN yang sepi mencekam tidak membuat nyalinya ciut. Dijelajahinya hutan rimbun di sekitarnya untuk mengenali medan atau sekedar mencari buah-buahan. Kebiasaannya berkelana sendirian itu rupanya telah menjadi kesukaan, meski untuk itu ia harus sering ditegur komandannya.

Dibanding teman-temannya, Abdul Hamid memang lain. Orangnya ulet dan suka bekerja keras. Waktunya tidak mau terbuang dengan sia-sia. Hari-harinya dilalui dengan berbagai aktivitas yang bisa memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain.

Abdul Hamid lahir dan besar di Semarang. Sebelum berangkat berjihad ke Maluku, ia adalah karyawan sebuah perusahaan mebel di Jepara. Setiap minggu ia sempatkan pulang ke kotanya agar bisa mengikuti majelis taklim yang diadakan teman-temannya.

Saat muncul seruan jihad ke Maluku, Abdul Hamid termasuk salah satu pemuda yang langsung menyambutnya. Posisi kerjanya yang sudah lumayan di perusahaan mebel langsung ditinggalkan karena ia harus mempersiapkan diri sebelum berangkat. Bersama teman-temannya di Semarang, ia giat melakukan persiapan fisik dan segala sesuatunya untuk keperluan berangkat berjihad.

Di dalam berbagai kegiatan itu, ia berkenalan dengan seorang anak Sunda bernama Royyan. Mungkin karena ada kemiripan wajah, Abdul Hamid langsung merasa cocok dengan Ahmad  Royan dan langsung akrab. Saking akrabnya sampai Royyan dianggapnya sebagai adik.

Selama melakukan persiapan jihad, Abdul Hamid ditunjuk menjadi salah satu komandan regu. Sebagai komandan, terlihat sifat Abdul Hamid yang sangat mengutamakan teman-temannya. Dalam berbagai urusan, ia lebih dulu memperhatikan temannya, baru kemudian dirinya. Ia juga seorang yang sangat suka memberikan nasehat. Bila ada temannya yang berbuat kesalahan, langsung ia menegurnya.

Semangat juangnya yang tinggi terlihat dari keinginannya yang kuat agar bisa menjadi syuhada. Ia sangat bersyukur di Indonesia ada kesempatan untuk berjihad. Bagi Abdul Hamid, ini adalah kesempatan langka. Ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Menurutnya, ini adalah kesempatan untuk bisa meraih kehidupan mulia di sisi Allah.

 

Ketika tiba di Ambon, keinginannya untuk bisa menjadi syuhada semakin kuat. Di malam hari, ia selalu berdoa agar keinginannya dikabulkan Allah.  Di siang hari, ia habiskan waktunya untuk mengerjakan berbagai tugas yang dibebankan padanya.

Beberapa hari tinggal di STAIN, pecah perang di kampung Ahuru. Sebagian Laskar Pos STAIN dikirim untuk membantu muslimin Ahuru menghadapi serangan kristen. Termasuk yang dikirim ke Ahuru adalah Royyan. Sementara Abdul Hamid diperintahkan untuk tetap tinggal. Sampai malam, rombongan belum pulang. Abdul Hamid sangat gelisah mengkhawatirkan nasib Royyan. Ia tidak sabar menunggu rombongan pulang dan memutuskan untuk mencari Royyan.

Pencarian Abdul Hamid akhirnya sampai ke Ahuru. Padahal perjalanan ke Ahuru harus melewati jalanan sunyi, kanan kiri hutan, listrik mati, sepanjang kurang lebih 3 km. Sampai di Ahuru, suasana sangat gelap. Abdul Hamid terus mencari Royyan sambil memanggil namanya. Royyan yang saat itu sudah tertidur karena kelelahan, sayup-sayup mendengar namanya dipanggil. Ia bangun dan segera menemui orang yang memanggilnya. Abdul Hamid sangat bahagia bisa bertemu lagi dengan saudaranya itu.

Setelah kurang lebih sebulan berada di Ahuru, Abdul Hamid dan Royyan beserta sejumlah Laskar lainnya dipindah ke kampung Diponegoro. Sebuah kampung yang posisinya terjepit diantara perkampungan kristen. Untuk masuk ke kampung tersebut harus lebih dahulu melewati pemukiman kristen Air Mata Cina. Meski ada aparat keamanan, saat melewati daerah tersebut tetap harus hati-hati karena tidak jarang diganggu oleh kristen. Di medan baru ini Abdul Hamid mendapat tugas sebagai kurir.

Selain menjalankan tugasnya sehari-hari, Abdul Hamid mengisi waktunya dengan kegiatan ibadah yang makin menguatkan mentalnya. Semangatnya untuk meraih gelar syuhada semakin menyala. Setiap pagi, ia dan Royyan saling menyetorkan hafalan Al Quran. Keduanya saling mengingatkan bila ada temannya yang lupa dengan hafalannya.

Pada akhir bulan Juli 2000, situasi kampung Diponegoro tegang. Pertempuran seru dengan pihak kristen tidak bisa dielakkan setelah sebelumnya massa kristen yang berada di sekitar Diponegoro melakukan penyerangan. Selama kurang lebih seminggu perang berlangsung.

Meski tugasnya sebagai kurir, Abdul Hamid tidak mau ketinggalan dalam peperangan. Bahkan ia selalu berada di posisi terdepan diantara teman-temannya. Dalam sebuah pertempuran, ia dan seorang temannya bernama Burhan mencoba merangsek ke daerah musuh. Saat itu ia sudah jauh meninggalkan teman-temannya. Desingan peluru yang jatuh di sekitar tubuhnya tidak menjadikan langkahnya surut.

Saat itu, ia telah mencapai sebuah rumah kosong milik kristen. Seperti biasa, ia hanya membawa jerigen berisi minyak dan korek api. Tugasnya memang sebagai pasukan bakar-bakar. Ia lebih dulu mencapai rumah kosong, sementara Burhan berada di belakangnya. Desingan peluru berhamburan ke arah dua mujahid muda itu. Burhan yang berada di belakang Abdul Hamid menyembunyikan dirinya di sebuah perlindungan, bersiap menyusul Abdul Hamid. Abdul Hamid memberi aba-aba kepada Burhan agar berhati-hati.

Dalam suatu kesempatan yang dirasa aman, larilah Burhan menuju tempat Abdul Hamid.  Namun tanpa diduga, seorang sniper rupanya telah mengincarnya. Sebuah peluru datang dari arah samping dan langsung menembus tubuh Burhan.

Melihat temannya kena, Abdul Hamid segera berusaha menolongnya. Saat itu beberapa kaum muslimin sudah berada di dekat mereka. Dibantu beberapa kaum muslimin, Abdul Hamid mengangkat tubuh Burhan. Desingan peluru masih mewarnai proses evakuasi itu.

Tubuh Burhan berhasil diangkat ke tempat yang aman. Di pangkuan Abdul Hamid, akhirnya Burhan meninggal karena lukanya cukup parah. Darahnya mengalir membasahi tubuh Abdul Hamid. Sore itu juga, jenazahnya dimakamkan di kampung Diponegoro.

Kepergian Burhan tidak membuat Abdul Hamid sedih. Ia justru iri, mengapa bukan ia yang dipilih Allah untuk gugur di jalannya. Dalam setiap pertempuran, ia selalu berada di depan, namun ternyata bukan ia yang dipilih Allah. Kepada beberapa temannya, ia mengatakan, “Mengapa bukan saya yang kena?”.

Esok harinya pertempuran kembali berkecamuk. Seperti biasa, Abdul Hamid berada di posisi terdepan. Dalam suatu kesempatan, seorang muslimin terkena tembakan di bagian perutnya. Ia berada di dekat Abdul Hamid. Beberapa orang yang ada belum berani menolong orang tersebut karena desingan peluru begitu deras.

Abdul Hamid rupanya tidak sabar untuk segera menolong orang itu. Dibukanya bajunya dan didekatinya orang itu. Diulurkannya bajunya ke arah orang itu agar ia bisa menarik orang itu ke tempat aman. Qadarullah, sebuah peluru datang dan tepat mengenai kepalanya. Tubuh Abdul Hamid roboh dan langsung meninggal di tempat kejadian.

Akhirnya, anak muda bertubuh kurus itu mendapatkan apa yang begitu didambanya.

Beberapa hari setelah kematian Abdul Hamid, pertempuran mulai reda. Hanya ada sedikit gangguan dari sniper-sniper pengecut yang mencoba membidik kaum muslimin. Secara umum pertempuran Diponegoro dimenangkan kaum muslimin. Kampung-kampung di sekitar Diponegoro seperti Air Mata Cina, Pohon Pule, dan Mangga Dua berhasil dihancurkan kaum muslimin. Sampai kini, kampung Diponegoro yang kecil dan terjepit masih ada dan kehidupan kaum muslimin berjalan dengan normal. Sejumlah Laskar Jihad masih setia menjaga kampung ini bersama kaum muslimin setempat. Di kampung yang kecil dan terjepit ini, tiga orang Laskar Jihad telah gugur. Satu diantaranya adalah seorang anak muda yang begitu bersemangat untuk meraih syuhada, Abdul Hamid. Selamat jalan teman, semoga Allah menempatkan kalian di jannah-Nya. Amin. (ai)

Sumber: Tabloid Laskar Jihad Edisi 16

“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki, mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya…” (Ali ‘Imran: 169-70)

Written by أبو هـنـاء ألفردان |dr.Abu Hana

March 2, 2012 at 00:58

15 Responses

Subscribe to comments with RSS.

  1. bismillah
    afwan,izin copast untuk blog ana.untuk Aisyah Taman Syurga
    tapi,ada foto korban yang ana hapu,boleh ya?agak ngeri kalau harus ditampilin
    jazakallohu khoiro

    'Aisyah

    May 7, 2013 at 08:36

  2. assalamualaikum, menurut saya ada provokator asing barat yang mendalangi pembantaian muslim di ambon. waalaikumsalam

    warga

    April 16, 2013 at 22:34

  3. ya Allah…. Matikan kami dalam Islam yg berpegang pada Al-Qur’an dan sunah RasuluLlah SAW. Aaamiiin

    jamal

    April 6, 2013 at 08:47

  4. Aku iri denganmu ….mid….. wahai saudaraku. pasangan hidupmu ternyata tidak kamu pilih di dunia ini, tetapi engkau lebih menginginkan bidadari surga. semoga Allah subhaanahuwata’ala memberimu pahala Yang sebesar-besarnya. semoga engkau wahai saudaraku mendapatkan apa-apa Yang telah Allah janjikan kepadamu. amin …….

    abu bakr

    April 4, 2013 at 06:20

  5. YG NAmanya jihad bukan saling membunuh>……
    Tuhan tidak buta,Tuhan melarang umatnya untuk saling membunuh melainkan saling mengasihi sekalipun itu musuhmu.Saya tidak percaya kalau orang keristen ambon selalu menyerang duluan.”MANA ADA ORANG YANG MEMBUNUH BISA DI TERIMA DI SISI-NYA!!!!!!!”

    FEBRIANTO

    February 14, 2013 at 19:20

  6. Semoga Allah subhanahu wata’ala menempatkan saudaraku ini di syurganya.

    Abu harits

    October 26, 2012 at 22:18

  7. Assalamu’alaikum. . .
    Sy adlah kaum muslimin ambon, sy lahir dn hidup d ambon smpai skrg ini. Pd sa’t konflik sy jga mengalamix… Tmpt tggal sy di komplex bt.merah dalam (kepala air) yg brbatasan lgsung dgn kmpung kristen, yt. Karpan dn ahuru… Pd thn 2000-2004 adalah msa” sulit bgi kami, tiap mlm kami d lempari batu, bom molotov, ban api, dn jga panah” api, sehingga kmi tdk pern bsa tidur dgn nyenyak… Maklum posisi kmpung kami berada pas di bawah gunung, sedangkan karpan berada di atas gunung,
    suatu hari pas pulang dari sekolah (SD KELAS 5), sy melihat banyak sekali orang” baru yg berpakaian seperti anak” pesantren yg yg menghuni rumah” kosong yg ad d kampung ku, kebetulan yg punya rumah semua pada pulang kmpung… Akupun mulai bertanya-tanya ini orang” dari mana??
    Stelah beberapa minggu berlangsung, mereka mulai beradaptasi dengan kami masyarakat setempat, barulah kami tau kalau mereka adalah “LASKAR JIHAD” yg datang dari berbagai daerah yg ad d indonesia untuk membantu kami kaum muslimin ambon…
    Sejak saat itu sy mulai akrab dengan mereka.
    Salah satu pengalaman yg paling berkesan bagi sy, yt. Laskar jihad tdk hanya datang untuk berjihad melawan org” kafir, tp juga jihal melawan hal” yg munkar, yg masi menjadi kebiasaan kaum muslim ambon, seperti minum miras, berzina, judi, dll. . .
    Dari laskar jihad kami bnyak mendapat ilmu agama, serta termotivasi untuk selalu beribadah kepada Allah SWT…
    Namun kebahagian itu tak berlangsung lama, ketika datangx kabar bahwa laskar ji had akan di tarik dari maluku (ambon), sungguh kesedihan yg luar biasa di tinggalkan oleh teman” dan guru” ku tercinta….
    Sekarang sudah tahun 2012, sudah lama skali kami berpisah, dan belum lagi mendengar kabar berita dari teman” dn guru” tercinta, mudah2an mereka masi sehat” slalu dimanapun berada…
    Salam kangen buat kalian semua ( laskar jihad posko batu merah dalam-kepala air): Al Ustadz Agus Suaidi, Ustadz Abdurrahman Al-Qudusi, ustadz karyadi, ustadz arif, ustadz abdul goffur, us

    Ichan san rasta

    July 11, 2012 at 10:51

  8. Assalamu’alaikum. . .
    Sy adlah kaum muslimin ambon, sy lahir dn hidup d ambon smpai skrg ini. Pd sa’t konflik sy jga mengalamix… Tmpt tggal sy di komplex bt.merah dalam (kepala air) yg brbatasan lgsung dgn kmpung kristen, yt. Karpan dn ahuru… Pd thn 2000-2004 adalah msa” sulit bgi kami, tiap mlm kami d lempari batu, bom molotov, ban api, dn jga panah” api, sehingga kmi tdk pern bsa tidur dgn nyenyak… Maklum posisi kmpung kami berada pas di bawah gunung, sedangkan karpan berada di atas gunung,
    suatu hari pas pulang dari sekolah (SD KELAS 5), sy melihat banyak sekali orang” baru yg berpakaian seperti anak” pesantren yg yg menghuni rumah” kosong yg ad d kampung ku, kebetulan yg punya rumah semua pada pulang kmpung… Akupun mulai bertanya-tanya ini orang” dari mana??
    Stelah beberapa minggu berlangsung, mereka mulai beradaptasi dengan kami masyarakat setempat, barulah kami tau kalau mereka adalah “LASKAR JIHAD” yg datang dari berbagai daerah yg ad d indonesia untuk membantu kami kaum muslimin ambon…
    Sejak saat itu sy mulai akrab dengan mereka.
    Salah satu pengalaman yg paling berkesan bagi sy, yt. Laskar jihad tdk hanya datang untuk berjihad melawan org” kafir, tp juga jihal melawan hal” yg munkar, yg masi menjadi kebiasaan kaum muslim ambon, seperti minum miras, berzina, judi, dll. . .
    Dari laskar jihad kami bnyak mendapat ilmu agama, serta termotivasi untuk selalu beribadah kepada Allah SWT…
    Namun kebahagian itu tak berlangsung lama, ketika datangx kabar bahwa laskar ji had akan di tarik dari maluku (ambon), sungguh kesedihan yg luar biasa di tinggalkan oleh teman” dan guru” ku tercinta….
    Sekarang sudah tahun 2012, sudah lama skali kami berpisah, dan belum lagi mendengar kabar berita dari teman” dn guru” tercinta, mudah2an mereka masi sehat” slalu dimanapun berada…
    Salam kangen buat kalian semua ( laskar jihad posko batu merah dalam-kepala air): Al Ustadz Agus Suaidi, Ustadz Abdurrahman Al-Qudusi, ustadz karyadi, ustadz arif, ustadz abdul goffur, us

    by_ insan nurlaba

    Ichan san rasta

    July 11, 2012 at 10:49

  9. Jihad tiada akan henti sampai akhir Zaman…Ia lah pintu surga yang di buka lebar oleh Allah aza wa ja’ala…Jihadlah sesuai Syar’ie,,di tempat yang Haq..menegakkan Tauhid..Menolong Umat Islam …Wallahua’lam.

    Ummu Emir

    July 8, 2012 at 12:17

  10. Selamat jalan saudaraku allahuAkbar

    Cah Bagus

    May 14, 2012 at 23:50

  11. Alllooohu akbar semoga saudaraku seiman mendapatkan jannah tanpa hizab Insya Allah dan Islam tetap dalam perlindungan Allah swt. amien…..

    Djeny

    April 11, 2012 at 13:49

  12. masya allah.kisah nyata yg sangat mengharukan.dan dapat diambil banyak faidah dari kisah tersebut.

    abu kaisan

    March 11, 2012 at 17:24

  13. Alllooohu akbarrr … burhan dan abdul hamid semoga kalian mendapat kan gelar syahadah di sisiAlloh … aamiin. burhan semoga Alloh membalasi kebaikan kebaikan mu kepada ku dengan ampunan dan keringanan dari alloh ta ‘ala.dari ikhwah cilacap abu usamah irbadh

    abu usamah irbadh

    March 3, 2012 at 22:59

  14. Afwan…jikalau tragedi ambon itu benar jihad membela agama Allah, insya Allah roh” para syuhada akan berterbangan ke syurga tanpa hizab….

    Muhammad Syachlan

    March 2, 2012 at 21:10


Bagaimana menurut Anda?